Membakukan waktu terlama menabuh Gendang Beleq selama 2 jam 45 menit, Jasyadi, salah seorang Sekehe (penabuh) Kesenian Gendang Beleq Dewi Anjani, Lombok Utara, dinobatkan sebagai “The Master of Gendang Beleq 2010”.
Lomba terlama menabuh gendang beleq, Minggu, 1 Agustus 2010 yang berlangsung di depan Pendopo Gubernur NTB itu di gelar, sebagai rangkaian terakhir kegiatan “Lombok Begendang 2010” yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB.
“Dari 115 peserta yang telah mendaftar untuk ikut lomba, pada hari terakhir hanya 50 peserta saja yang ikut. Hal ini karena pelaksanaan lomba bertepatan dengan hari Minggu, hari dimana kesenian Gendang Beleq ini banyak dipakai untuk mengiringi acara Nyongkolan (Penganten),” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Drs L Gita Aryadi, M.Si.
Menurut Gita, perlombaan sendiri memiliki beberapa ketentuan yang harus dipatuhi para peserta, seperti kalau ada peserta yang melakukan kesalahan menabuh gendang beleq hingga 3 kali, maka mereka akan diberikan bendera kuning sebagai peringatan. Namun jika kesalahan itu terulang hingga mendapatkan 2 kali bendera kuning, maka peserta bersangkutan tanpa ampun langsung diberikan bendera merah, alias di diskualifikasi.
“Untuk menyeragamkan irama yang dimainkan, sebelumnya peserta melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata masing-masing juga telah dikirimkan CD berisi rekaman kesenian gendang beleq untuk dipelajari,” ujar Gita.
Lazimnya sebuah kesenian gendang beleq, para peserta lomba juga diiringi oleh seperangkat gamelan lain seperti Terumpang, Gong Lanang, Gong Wadon, Kenceng/Simbal, Suling, Oncer, dan Pencek, yang ketika pelaksanaan lomba memainkan tembang “Tembereng Gunung” sebagai lagu pembukaan, kemudian “Gending Oncer” sebagai isi, dan “Manuk Belaga” untuk lomba.
Awal 1 jam lomba, ke-50 peserta masih terlihat tegar dan semangat menabuh gendang masing-masing yang berdiameter sekitar 40 centimeter. Tetapi ketika waktu sudah melewati itu, satu per satu peserta mulai berguguran. Dan ketika sudah melampaui waktu 2 jam, peserta yang tertinggal hanya sekitar 10 orang saja.
Lelah dan letih akibat terlalu lama menabuh gendang seakan tak dirasakan peserta, apalagi ketika Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, MA, berkenan hadir menyaksikan. Gemuruh tabuhan gendang beleq seakan menyambutnya, sehingga tanpa sadar, kedua tangan Gubernur termuda di Indonesia ini langsung bertepuk tangan. “Luar biasa, ternyata warga Lombok ini memiliki stamina yang kuat-kuat,” ucap Zainul Majdi.
Dia berharap, kegiatan-kegiatan seperti “Lombok Begendang” yang dalam pelaksanaannya berisi “Festival Perkusi Nusantara” dan “The Master of Gendang Beleq” ini bisa tetap dilakukan sebagai agenda tahunan kepariwistaan NTB dalam menarik minat kedatangan wisatawan ke NTB.
“Even ini penting, karena selain dapat meningkatkan tali silaturahmi diantara provinsi-provinsi di Indonesia, serta para pelaku kesenian Gendang Beleq di Pulau Lombok, kegiatan ini juga sebagai ajang revitalisasi berkesenian di NTB,” jelas Zainul Majdi.
Dan setelah beberapa lama berlangsung, akhirnya lomba menabuh gendang terlama berhasil di raih Jasyadi, Sekehe utusan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, yang berhak atas hadiah utama sebuah sepeda motor Suzuki Smash, serta dinobatkan sebagai “The Master of Gendang Beleq 2010”.
Berikutnya juara kedua adalah Sekehe utusan dari Lombok Barat, ketiga dari Lombok Timur, keempat dari Lombok Tengah dan kelima dari Lombok Timur. Dimana masing-masing berhak mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 4 juta, Rp 3 juta, Rp 2juta, dan Rp 1 juta.(sslelono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar