Sekilas Tentang Gunung Rinjani
Keindahan panorama alam Gunung Rinjani di Pulau Lombok, semua orang pasti sudah mengetahui, baik mereka yang pernah mendaki dan menyaksikan secara langsung, maupun yang hanya melihat dari berbagai dokumen-dokumen atau gambar tentang Gunung Rinjani yang kini banyak tersebar di berbagai media massa, brosur milik agen perjalanan, buku panduan wisata, dan lainnya.
Dari berbagai catatan maupun pengalaman para pendaki gunung atau anggota pecinta alam yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara dalam tulisan yang mereka tuangkan pada umumnya menyebutkan, untuk skala gunung di Indonesia, Gunung Rinjani terbilang memiliki ragam keindahan alam dan medan petualangan yang paling lengkap.
Di kawasan gunung dengan ketinggian 3.726 meter dari permukaan laut ini, terdapat padang sabana yang sangat luas (jalur pendakian dari Sembalun), padang pasir (jalur menuju puncak), danau Segara Anak tempat memancing ikan jenis Mujaer dan Karper (kaldera Gunung Rinjani), hutan tropis (jalur pendakian Senaru), pemandian air panas, Goa Susu dan Goa Payung (tempat mandi sauna), aneka jenis satwa khas pegunungan yang masih tetap lestari, serta air terjun (Desa Senaru).
“Secara administratif, Gunung Rinjani masuk ke dalam wilayah empat kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Drs L Gita Aryadi, M.Si.
Bagi warga Pulau Lombok, Gunung Rinjani sejak jaman kerajaan hingga sekarang, memiliki arti yang sangat penting dan telah ikut membentuk karakter, serta budaya masyarakat setempat. Sehingga tak salah kalau setiap hari, selalu saja ada kelompok masyarakat yang mendaki Gunung Rinjani untuk berbagai kepentingan.
Namun secara umum, masyarakat yang melakukan pendakian ke Gunung Rinjani tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kelompok pendaki tradisional dan pendaki dalam arti mereka yang memang menyukai petualangan wisata gunung.
Untuk pendaki tradisional, biasanya mereka mendaki Gunung Rinjani untuk kepentingan berobat (berendam di air panas yang mengandung belerang untuk menghilangkan berbagai penyakit kulit), mistik (menguji senjata pusaka seperti keris dan mata tombak), upacara keagamaan Mulang Pekelem (biasanya dilakukan Ummat Hindu baik yang ada di Pulau Lombok maupun dari Bali sebagai ungkapan rasa syukur dengan melepaskan aneka benda berbentuk binatang yang terbuat dari emas ke dalam danau Segara Anak), dan klasifikasi terakhir adalah masyarakat yang hendak memancing di danau Segara Anak.
“Sedangkan klasifikasi pendaki yang mendaki karena menyukai keindahan dan hoby berpetualang, biasanya dilakukan oleh anggota kelompok pecinta alam, dan para wisatawan, baik wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara,” ujar Gita Aryadi.
Satu hal yang perlu diketahui, selain menyimpan pesona keindahan alam yang tiada duanya, Gunung Rinjani ternyata juga memiliki cerita legenda yang dipercaya oleh masyarakat Pulau Lombok secara turun-temurun.
Dari berbagai sumber terungkap, konon di puncak Gunung Rinjani itu bersemayam Ratu Jin yang sangat cantik jelita, Dewi Anjani, seorang yang sangat sakti, putri dari seorang Raja yang berkuasa di Kerajaan Tawun.
Dalam masa pemerintahannya, Raja Tawun yang beristrikan Dewi Mas, ternyata tak juga dikaruniai seorang putra yang diharapkan dapat menggantikan dirinya untuk memerintah Kerajaan Tawun. Dan atas ijin permaisurinya, Raja Tawun akhirnya menikahi putri seorang Patih Kerajaan yang bernama Sanggar Tutul.
Namun ketika Dewi Mas hamil, atas bujuk rayu dari istri mudanya, permaisuri justeru di usir dari kerajaan, dan akhirnya berdiam di sebuah pulau kecil (Gili), serta melahirkan sepasang bayi kembar, laki-laki dan perempuan.
Ketika lahir, sepasang bayi ini telah dikaruniai keajaiban, dimana bayi laki-laki yang kemudian diberikan nama Raden Nuna Putra Janjak ini lahir bersamaan dengan sebilah keris, sementara bayi perempuan yang diberikan nama Dewi Anjani ini disertai dengan anak panah. Singkat cerita, akhirnya Raja Tawun sadar dari kekeliruannya dan kembali rukun bersama keluarganya setelah sebelumnya sempat menguji kesaktian dengan kedua anaknya.
Khusus Dewi Anjani, kesaktiannya tersebut karena dia sering bertapa (semedi) di Gunung Rinjani, sehingga para jin dan makhluk halus sepakat mengangkatnya menjadi Ratu di Gunung Rinjani. Dan kisah legenda ini telah difilmkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dengan judul “Misteri Gunung Rinjani”.
Untuk mengungkap segala keindahan alam, dan berbagai cerita legenda di balik birunya Gunung Rinjani tersebut, tanggal 19 hingga 21 November 2010 kemarin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB telah menggelar pendakian masal bertajuk “Rinjani Begawe” (Pesta Rinjani), yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai instansi yang ada di NTB, termasuk salah satunya adalah penulis sendiri.
Seperti apa kisah perjalanan pendakian tersebut, penulis akan berbagi pengalaman dengan pembaca melalui tulisan Rinjani Begawe Part 1 hingga Part 4 di blog ini, semoga bermanfaat.(sslelono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar