Ingin mengetahui kesibukan Gubernur NTB, DR. TGH. M. Zainul Majdi, MA dalam menjalankan tugasnya sehari-hari? Inilah sepenggal kisah perjalanan Gubernur NTB ketika menengok rakyatnya di sebuah dusun terpencil di perbatasan antara Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur, tepatnya di Dusun Pene, Desa Batu Nampar, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur.
Jumat pagi (5/3/2010), sekitar pukul 10.00 WIta, rombongan Gubernur NTB yang terdiri dari empat buah kendaraan, keluar beriringan dari kantor Gubernur menuju ke arah timur.
Di barisan paling depan terlihat kendaraan yang digunakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Provinsi NTB, disusul kemudian oleh mobil yang ditumpangi Gubernur NTB. Berikutnya adalah kendaraan yang dipakai Kepala Bagian Humas Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal, dan terakhir mobil yang dikendarai oleh sejumlah Wartawan, termasuk penulis.
Di perjalanan menuju ke Desa Batu Nampar, rombongan mobil yang ditumpangi penulis sengaja mendahului dan memisahkan diri dari rombongan Gubernur NTB, karena para jurnalis ini ingin lebih cepat sampai di lokasi. Untuk itu, sopir diarahkan agar memilih jalur melalui Ibukota Kabupaten Lombok Tengah, yakni Kota Praya, untuk kemudianmenuju arah Kecamatan Mujur, belok kanan, dan sampailah di lokasi. Sementara rombongan Gubernur NTB sendiri lebih memilih jalur yang melintasi Kabupaten Lombok Timur, tembus jalur Jerowaru yang lebih baik kondisi jalannya.
Namun karena kondisi jalan yang lumayan jelek, akhirnya bukan mobil para jurnalis yang lebih dahulu sampai di lokasi, justeru rombongan Gubernur NTB yang lebih dahulu tiba, dan langsung menuju Masjid desa setempat untuk menunaikan ibadah Sholat Jum’at, sekaligus dirangkaikan dengan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Selain Gubernur NTB dan jajaran Pemerintah Provinsi yang hadir di Masjid itu, acara tersebut juga diikuti oleh Sekretaris Daerah Lombok Timur, Camat Jerowaru, Kepala Desa, Kepala Dusun, serta para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda desa setempat.
Dalam arahannya usai Sholat Jum’at, Gubernur menekankan kepada masyarakat agar ikut mendukung program pembangunan pemerintah daerah. Caranya, yakni dengan menjaga situasi keamanan dan kenyamanan daerah, dan terus bekerja berdasarkan fungsi dan peran masing-masing tanpa putus asa.
“Dengan semangat dan kemauan masyarakat dan fasilitasi Pemerintah Daerah, tentu pembangunan daerah ini akan lebih maju,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini banyak masyarakat yang memandang bahwa pekerjaan non birokrat adalah pekerjaan yang kurang bergengsi. Masyarakat lebih banyak memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil, atau kerja di sektor formal lainnya. “Padahal, menggembala kambing juga pekerjaan halal. Dan penggembala kambing yang amanah itu lebih baik daripada pejabat yang korupsi,” sebutnya.
Ia mencontohkan kehidupan Rasullulah Muhammad SAW di zamannya, dimana Rasulullah pernah menjadi penggembala ternak, dan menyabit rumput. Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah berdagang kain sarung.
Namun berkat kejujurannya, dari satu kain sarung kemudian bisa berlipat menjadi dua, dan seterusnya hingga usahanya itu semakin berkembang.
Gubernur NTB juga mengatakan, sesuai pendapat ulama, ada tiga ciri ummat Rasul, yakni umat yang punya tujuan hidup, umat yang bekerja, dan umat yang optimistis. “Tujuan hidup jelas mencari keridhoan Allah SWT, harus bekerja, dan harus optimistis, jangan putus asa. Saya minta masyarakat bisa mengikuti tauladan Rasul ini,” pintanya.
Untuk masyarakat Desa Batu Nampar khususnya, Gubernur mengatakan, daerah ini memiliki banyak potensi. Ada pertanian, ada perikanan, tambak dan budidaya rumput laut.
Meski daerah di kawasan selatan itu kerap terlanda kekeringan, namun itu bukan sebuah halangan, asalkan masyarakat tidak putus asa dan tetap optimistis. “Sekering-keringnya wilayah ini, masih ada mangga yang bisa tumbuh, masih ada kelapa, masih ada pisang, dan masih ada harapan. Bandingkan dengan Rasullulah di zamannya, hidup di sebuah negeri yang benar-benar kering saat itu. Saya berharap masyarakat terus bersemangat,” imbaunya.
Pada kesempatan itu, Gubernur Zainul Majdi juga menyerahkan bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB sebesar 20 juta rupiah untuk membantu pembangunan masjid di dusun setempat, serta 20 juta rupiah untuk modal Badan Udaha Milik Desa (BUMDes)di desa tersebut.
“Pemerintah berharap bantuan ini bisa bermanfaat. Masyarakat yang membutuhkan modal usahanya bisa mengakses kredit ke BUMDes. Ini adalah modal bergulir yang bisa dimanfaatkan dengan baik,” tuturnya.
Usai menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Pene, Gubernur dan rombongan sekitar pukul 13.00 bertolak ke kawasan Pantai Kuta, Lombok Tengah, menyusuri medan perbukitan sepanjang kawasan selatan Lombok, untuk menghadiri acara pesta rakyat “Bau Nyale” hingga pukul 10.00 Wita, dan rombongan Gubernur NTB kembali tiba di Mataram sekitar pukul 12.00 Wita.(sslelono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar