Hampir dua bulan ini, yakni sejak awal Desember 2009 lalu, kawasan obyek wisata hutan Pusuk, yang terletak diperbatasan antara Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara, seperti menjadi pusat daya tarik dan kunjungan bagi para wisatawan lokal.
Hal ini terlihat jelas dari ramainya arus kendaraan berbagai jenis yang melintas di sepanjang kawasan itu, mulai dari jalur perempatan Rembiga, terus ke arah utara menuju lokasi obyek wisata hutan Pusuk, demikian sebaliknya, seakan tak pernah berhenti.
Ternyata, kedatangan para wisatawan lokal itu selain untuk menikmati pemandangan alam pegunungan, alasan utama para pelancong ini umumnya adalah untuk berburu buah durian, yang biasanya memasuki musim panen antara bulan Desember hingga Maret.
Karenanya, tak heran kalau setiap hari, bahkan semakin ramai kalau akhir pecan, atau hari libur, dimana banyak mobil dengan plat luar kota yang berjajar rapi di tepi jalan. Mereka terlihat mengerubungi penjual durian, ada yang memilih dan melihat, serta mencium aroma buah durian untuk memastikan tingkat kematangannya, ada yang tawar-menawar harga, serta ada pula yang menikmati ramai – ramai buah durian yang telah dibelinya itu.
“Kalau mau membeli dan merasakan buah durian yang murah dan manis, di Pusuk inilah tempatnya,” kata Panca Nugraha, salah seorang warga Desa Sandik, Lombok Barat, yang ditemui sedang pesta buah durian bersama keluarga.
Memang lanjut Panca, pada musim buah durian seperti sekarang ini, dimanapun wilayah Lombok, pasti ada yang menjual buah durian. Tetapi bagi para penggemar buah yang kulitnya berduri ini, berburu buah durian di Pusuk memiliki kelebihan sendiri.
“Selain berhawa sejuk, karena sepanjang jalan raya menuju ke kawasan Pusuk ini memang melintasi hutan belantara yang hijau dan masih asri. Menikmati manisnya buah durian sambil duduk di Pusuk Pass (Puncak Pusuk), dengan ditemani suara merdu burung – burung, maupun tingkah puluhan monyet yang lucu dan menggemaskan, ditambah dengan pemandangan kawasan obyek wisata Tiga Gili (Trawangan, Air dan Meno) di kejauhan, menjadi hiburan, sekaligus acara liburan yang menyenangkan bagi keluarga kami,” ujar Panca sedikit promosi.
Pada musim durian seperti sekarang ini lanjut Panca, di Pusuk biasanya banyak warga setempat yang beralih profesi menjadi pedagang musiman, mereka menggelar dagangan di depan rumah masing – masing, atau mendirikan bangunan kecil di tepi jalan.
“Selain buah durian, kami juga menjual buah – buahan hasil kebun yang lain, seperti buah rambutan, manggis, ataupun menjual minuman Tuak manis,” kata Inaq Mur, salah satu pedagang.
Memang, banyak diantara pengunjung yang bertanya, mengapa harga buah durian di Pusuk ini lebih mahal dibandingkan dengan tempat lain di Lombok? “Mule mahelan sekediq, sengaq duren saq tejual lek Pusuk nike saq wah tetu-tetu masak lolo, dait teriq mesaq (Memang harganya lebih mahal, karena buah durian yang dijual di kawasan Pusuk ini umumnya adalah buah durian yang benar – benar telah matang di pohon, dan jatuh dengan sendirinya,” jelas Inaq Mur dengan logat bahasa Sasak-nya yang kental.
Untuk mendapatkan buah durian yang matang dan rasanya manis lanjut Inaq Mur berbagi rahasia, pilihlah buah durian yang kulit durinya tidak terlalu tajam, dan jarak antar durinya agak renggang. Berikutnya buah durian itu di angkat dan di kocok, kalau terdengar ada suara di dalamnya, berarti daging buah durian itu sudah terlepas dari kulit buah, dan pasti sudah matang.
Uniknya lagi, dalam transaksi jual beli biasanya pedagang durian di Pusuk ini juga berani memberi garansi, yakni langsung buka buah durian di tempat. “Kalau durian yang telah dibeli dan di buka itu tak sesuai dengan harapan (masih mentah atau rusak), boleh ditukar kembali,” ucap Inaq Mur.
Tertarik dan ingin mencoba? Mengapa tidak datang ke Pusuk, dan merasakan sendiri sensasinya.(sslelono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar