Senin, 05 Desember 2011

Sukarara Hand Weaving Course

Salah satu tradisi warisan nenek moyang yang masih tetap lestari sampai saat ini di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu tradisi menenun. Banyak tempat di daerah NTB, baik yang ada di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa, yang masyarakatnya masih melakukan kegiatan menenun ini di sela pekerjaan rutinnya sehari-hari.

Bahkan sejak NTB secara nasional ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata yang banyak mendapat kunjungan wisatawan, secara tidak langsung tradisi menenun yang biasanya dilakukan oleh kaum perempuan ini menjadi pekerjaan pokok yang dapat menghasilkan secara ekonomi.
Cara-cara yang tradisional, dengan berbagai peralatan yang semua masih serba manual seperti yang dilakukan pada jaman nenek moyangnya dalam tradisi menenun ini, tentu saja menumbuhkan minat berkunjung bagi para wisatawan.
Hal ini pula yang ternyata menarik minat salah seorang pelaku wisata di NTB, Baiq Dewi Djapa, pemilik Lombok Lestari Tour & Travel (Lori Tours) untuk membuat paket wisata “Sukarara Hand Weaving Course”.
“Wisatawan yang mengikuti paket ini tak hanya belajar cara-cara menenun di pusat kerajinan tenun di Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah saja, tetapi mereka juga bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat setempat,” kata Dewi.
Bagi wisatawan yang berminat mengikuti paket ini, mereka akan di jemput dari hotel masing-masing sekitar pukul 09.00 Wita, perjalanan ke Desa Sukarara selama setengah jam, untuk kemudian pada pukul 10.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita mengikuti proses belajar menenun.
Urutan kegiatan yang akan dilakukan, wisatawan akan diajarkan cara memintal benang, kemudian melakukan pewarnaan, hingga menenun dengan peralatan tradisional. “Wisatawan juga dikenalkan dengan motif-motif tenunan tardisional khas Desa Sukarara, seperti motif Bintang, Subahnala, Subahnale Bangket, Subahnale Ure, Subahnale Lepang, Subahnale Bulan, dan lainnya,” ujar Dewi seraya mengatakan, wisatawan juga akan mendapat menu makan siang bersama keluarga penenun, tentunya dengan hidangan khas Pulau Lombok.
“Di akhir kegiatan, wisatawan akan membawa pulang souvenir kain songket, dan tentu saja kain tenun hasil belajar mereka selama mengikuti paket wisata “Sukarara Hand Weaving Course”,” ucap Dewi.
Lantas, seperti apa tanggapan para wisatawan yang pernah mengikuti paket wisata yang terbilang unik, dan mungkin hanya Lori Tours saja satu-satunya penyedia jasa pariwisata di Pulau Lombok yang telah menyelenggarakan?
Seperti yang diungkapkan Camelia, wisatawan dari Amerika, dia mengaku sangat terkesan dengan kegiatan tradisi menenun yang dilakukan kaum perempuan di Desa Sukarara tersebut. “Di jaman yang semua serba modern ini, pola-pola tradisional, dengan peralatan yang seluruhnya serba manual, ternyata masih dikerjakan oleh masyarakat. Penduduk yang hebat, bisa menghasilkan motif-motif kain yang hebat. Warisan budaya ini harus tetap dilestarikan,” ujar Dewi menirukan apa yang diucapkan Camelia.(sslelono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar