Selasa, 08 Desember 2009

Festival of India Digelar di Mataram

Selain Negeri China, barangkali bangsa India adalah salah satu bangsa pengembara yang penyebarannya begitu merata di seluruh dunia. Demikian pula di pulau Lombok, hampir seluruh sudut wilayah ini ada saja warga keturunan India.

Mereka bahkan telah membaur dengan masyarakat setempat, dan banyak diantaranya yang berhasil meraih sukses, mulai dari profesi sebagai pegawai negeri sipil, karyawan swasta, bisnis property, hingga jual beli kain di seputaran pertokoan di Cakranegara, Mataram.
Karenanya, tak salah kalau pulau Lombok, tepatnya di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Gede Pudja Mataram, beberapa waktu lalu mulai tanggal 8 hingga 12 Desember 2009, di pilih menjadi lokasi pementasan berbagai kesenian dan kebudayaan India, dengan label  “Festival of India”.
“Even ini, merupakan kerjasama antara Kedutaan Besar India di Jakarta, Indian Culture Centre Bali, Ashram Gandhi Puri, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan STAH (Sekolah Tinggi Agama Hindu) Gede Pudja Mataram. Dimana untuk wilayah Mataram sendiri, merupakan rangkaian pementasan terakhir yang di gelar mulai dari Jakarta, Bandung, Medan, Jogjakarta, Surabaya, Pekanbaru, Denpasar, dan terakhir Mataram,” kata Pengasuh Ashram Gandhi Puri, BR. Indra Udayana.
Selama lima hari di Mataram lanjut Indra, para seniman dari India yang berkolaborasi dengan para seniman dari Nusa Tenggara Barat, bahkan seniman Nasional, mengadakan pertunjukan secara gratis kepada masyarakat.
“Diantaranya hari pertama menampilkan pertunjukan drama tari Shikandini oleh seniman Nasional, Didik Nini Thowok. Berikutnya hari kedua sampai hari terakhir, secara bergiliran tampil aneka kesenian baik tradisional maupun modern dari dua daerah, India dan Lombok. Mulai dari penampilan grup band terkenal dari India, Sanggem, musik klasik oleh Vishwa Mohan Bhatt, tari Gandrung, tari Topeng, hingga tari Yoga oleh dua seniman asuhan Ashram Gandhi Puri - Mataram,” jelas  Indra.
“Bahkan pada kesempatan ini, seniman tari senior dari Lombok, Ni Made Darmi, yang dulu pernah menjadi penari istana di jaman Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, juga berkesempatan unjuk kebolehan dengan tariannya yang berjudul tari Margapati,” sambung Indra.
Sementara Ketua STAH Gede Pudja Mataram, Prof. DR. I Ketut Windya, dalam sambutan acara yang juga dihadiri oleh Direktur Indian Culture Centre Bali, Mr. Bhuba Nesvar Sharma, berharap, melalui pementasan Festival of India ini, apalagi dengan penampilan grup band Sanggem yang kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti pertemuan tiga sungai di India, yakni sungai Gangga, Yamuna dan Saraswati, maka kedepan nasib STAH Gede Pudja Mataram ini juga bisa menjadi Sanggem, atau pertemuan berbagai kesenian dan budaya.
“Tak hanya kebudayaan local atau India saja, tetapi juga Negara – Negara di dunia lainnya,” harap Windya.
Dari pengalaman pribadi Windya ketika masih menjadi seorang mahasiswa 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar