Setiap kejadian itu pasti ada sebabnya, tidak berdiri sendiri. Begitupun dengan nasib manusia, kalau hari ini sukses menjadi orang besar (pejabat), dapat diyakini, bahwa keberhasilan itu diraih setelah sebelumnya melalui serangkaian perjuangan yang berat dan tak kenal putus asa sebagai orang kecil.
Begitu juga dengan Dr. Rosyadi Sayuti, M.Sc, putra pertama tokoh pendidikan NTB, Bapak Drs H Suud Sayuti, yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa Tenggara Barat ini.
Mengaku hanya sebagai orang biasa saja, Rosyadi kecil melalui masa kanak-kanak yang indah (sekolah dasar) di tanah kelahirannya, Kota Raja, Lombok Timur. Tamat sekolah dasar, dia pindah dan melanjutkan sekolah di Mataram (jenjang SMP, SMA hingga Kuliah), mengikuti orang tuanya yang seorang guru dan pindah tugas mengajar.
Bagi Rosyadi, lingkungan baru dengan suasana pergaulan yang baru pula, mungkin merupakan masa-masa yang cukup sulit dalam hidupnya. Namun dengan selalu berpikir positif terhadap semua orang, serta dibarengi perasaan optimistis dalam menatap masa depan, membuat dia melalui semua itu dengan mulus dan berhasil mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang pendidik, Dosen di Fakultas Pertanian Universitas Mataram sejak tahun 1987.
Tahun berikutnya (1988), menjadi titik penting dalam kehidupan Rosyadi, dimana sebagai Dosen, dia mendapat kesempatan berangkat ke Negeri Matahari Terbit (Jepang) selama tiga bulan, untuk mengikuti program calon pemimpin masa depan dan belajar kultur kehidupan masyarakat Jepang yang disponsori oleh sebuah perusahaan produsen otomotif.
“Ketika mengikuti program ini, saya begitu kagum dengan tata kehidupan masyarakat Jepang yang penuh dengan kedisiplinan, juga falsafah yang diterapkan pabrik Honda “be the best, be the first or be diferent”, yang hinggga kini tetap saya ikuti,” kata pria ramah kelahiran 8 Juni 1961 silam ini.
Kematangan suami dari Hj. Iksanti Komala Rimbun, SH ini kian terasah sebagai seorang pendidik, setelah dia mendapat anugerah melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di The Ohio State University-Amerika tahun 1990 hingga 1995.
Dan setelah 21 tahun mengabdi sebagai Dosen di Universitas Mataram, kepercayaan lebih besar telah menanti di depan mata, Kepala Bappeda NTB sejak Oktober 2008 kemarin. Dimana salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah mengawal visi misi Gubernur NTB, agar segala program kerjanya bisa direncanakan lebih baik, tentu dengan anggaran yang proporsional. “Sehingga output dan outcome juga sesuai harapan,” jelas bapak dari empat orang putra/putri ini lembut.
Lantas, sebagai seseorang yang lama bergelut di dunia akademisi, kemudian beralih fungsi sebagai perencana pembangunan di Bappeda NTB, apakah dia mengalami kesulitan? “Bekerja di Bappeda NTB itu bukan pekerjaan praktisi, tetapi cenderung kepada perencanaan, jadi tak terlalu sulit,” ucap Ketua Kwarda Pramuka NTB ini.
Sebagai pemimpin terang Rosyadi, intinya adalah penguasaan ilmu manajemen yang baik dan profesional, dimana ilmu ini dia terapkan tak hanya di lingkungan kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga. “Aplikasinya, kita tak boleh otoriter, tetapi kita juga harus menghargai pendapat bawahan sebagai masukan,” beber Rosyadi.
Apakah sikap itu juga berlaku untuk anak-anak di rumah? “Ya, mengapa tidak. Untuk keluarga di rumah, saya menerapkan disiplin ala sipil yang menghargai prinsip-prinsip demokrasi. Anak-anak bebas mengungkapkan isi hatinya, dan mereka menjadi teman diskusi yang enak bagi saya,” ujar Rosyadi.
Melalui sikap yang dijalankan tersebut, tak salah kalau banyak staf maupun rekan kerjanya yang mencintai dan menghormati Ketua I Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan (NW) ini. “Pak Rosyadi itu orangnya wellcome dan terbuka, serta mau menerima pendapat bawahan,” kata salah seorang staf Bappeda NTB ketika ditanyakan tentang sifat pemimpinnya itu.
“Pokoknya, dia (Rosyadi) itu adalah sosok pemimpin yang menyenangkan,” sahut staf lainnya menegaskan.(sslelono)
Selamat berjuang untuk meraih cita-cita mengabdi untuk kota Mataram saya do'akan semoga berhasil,amin
BalasHapus