Mencoba menemukan dan membuka jalur baru obyek wisata maupun perkampungan terisolir dengan mengendarai sepeda motor jenis Trail, menjadi olahraga baru bagi para penggiat olahraga alam bebas yang haus dengan petualangan. Seperti apa aksi petualangan mereka?
Sinar matahari masih terlihat kemerahan dari ufuk timur, embun yang menempel di daun dan rumput juga masih belum mengering. Namun pagi itu warga yang tinggal di lereng perbukitan Dusun Mekar Sari, Gunungsari, Lombok Barat, terkejut oleh raungan deru mesin-mesin sepeda motor jenis Trail yang seolah-olah membelah keheningan dusun yang selama ini tenang dan jauh dari kebisingan tersebut.
Kedatangan konvoi pencinta olah raga alam bebas “Rinjani Petualang Trail Lombok”, atau Reptil Lombok di dusun terpencil diatas pegunungan itu memang mengundang perhatian warga setempat. Bahkan, puluhan bocah-bocah yang rumahnya diseberang bukit, rela turun-naik bukit demi menyaksikan aksi “gila” anak-anak Reptil Lombok.
Bagi anak-anak perbukitan ini, kehadiran sepeda motor di sekitar rumahnya merupakan pemandangan baru. Betapa tidak, sejak puluhan tahun, bahkan ratusan tahun lalu, kawasan itu hanya di huni manusia saja, belum pernah ada sepeda motor yang lewat jalan-jalan setapaknya.
“Saya sudah hidup di tempat ini selama 70 tahun di desa ini. Tapi baru kali ini saya melihat ada sepeda motor yang bisa naik sampai ke sini,” kata Saenah, kakek empat cucu sambil menggelengkan kepalanya.
Menurut Humas Reptil Lombok, Apink Alkaff, dalam ekspedisi kali ini, anak-anak Reptil memang mencoba menjelajahi lereng Gunung Rinjani. Tepatnya di kawasan perbukitan Erat Mate-Desa Mekar Sari, sampai kawasan hutan Guntur Macan, Gunungsari, Lombok Barat.
“Sepanjang jajaran perbukitan wilayah ini, terbilang cukup variatif dan menantang, mulai dari medan sabana, track pasir, bebatuan, sampai hutan rimba. Rata-rata, untuk bisa menjelajah bukit ekstrim ini, ditempuh sekitar tiga atau empat jam perjalanan,” ujarnya.
Bahkan akibat sulitnya jalur ini lanjut Apink, dua anggota Reptil terpaksa harus kembali pulang, karena beberapa onderdil sepeda motor rusak. Sehingga rombongan yang tadinya berjumlah 15 orang, berkurang menjadi 13 orang.
“Pemandangan menarik yang selalu menjadi perhatian warga setempat, yakni kerjasama tim yang ditunjukkan anak-anak Reptil. Tanpa itu, sangat mustahil jalur ekstrim itu bisa kami lewati. Bahkan tidak jarang, beberapa warga setempat juga ikut membantu,” kata Apink.
Seperti biasa, begitu iring-iringan sepeda motor istirahat di atas bukit, puluhan warga setempat langsung datang. Mereka sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Biasanya, mereka selalu menanyakan dari mana mulai mendaki bukit, dan kemana tujuan berikutnya. Terkadang, mereka juga menanyakan harga sepeda motor.
“Untuk urusan Trabas, club motor yang satu ini bisa dibilang yang terbesar dan tertua di Lombok. Kendati sudah berusia sekitar lima tahun, sampai saat ini jumlah anggotanya baru 19 orang saja. Maklum, olah raga bermotor di hutan rimba ini terbilang masih baru di Lombok,” jelas Apink.
Sementara Ketua Reptil Lombok, Yunizar Untarto, menyatakan, sesuai label nama club, anggota Reptil Lombok ini berasal dari berbagai latar belakang kehidupan. Ada atlit panjat tebing, pendaki, penyelam, mekanik, dan juga anggota Polisi.
“Untuk itu nama Reptil sendiri diambil dari karakter anggotanya. Binatang Reptil itu bisa ada di tebing, pohon, darat, atau di dalam air. Demikian juga dengan kegiatan yang kami lakukan,” ungkap lelaki yang akrab dipanggil Pa’un ini.
Pa’un yang juga instruktur selam ini mengatakan, Reptil Lombok sudah inventaris 10 jalur Trabas di jajaran perbukitan lereng Gunung Rinjani. Hal itu terbukti dimana kehadiran mereka di pelosok perbukitan mulai dari bukit Jurang Malang, Sesaot, sampai Senggigi, mereka cukup dikenal warga.
Kedepan, untuk mendukung Visit Lombok Sumbawa 2012 yang dicanangkan pemerintah NTB, Reptil Lombok juga tidak tinggal diam. “Saat ini kami tengah sibuk inventaris jalur lain yang kiranya bisa dijual untuk wisata alam bebas,” jelas Pa’un.
“Disamping ikut membantu kampanye pelestarian lingkungan, kami juga berniat membuka jalur-jalur wisata bagi pecinta olah raga alam bebas (Trabas). Terpenting, jika ada program kemanusiaan bagi penduduk terisolir yang hendak diberikan bantuan, tetapi kesulitan mendistribusikannya. Reptil Lombok siap membantu,” tegas pria bertubuh kekar ini.(sslelono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar