Sejarah panjang umat Islam di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan berbagai negara di Timur Tengah, utamanya negara Arab Saudi, sudah terjalin sejak ratusan tahun silam, mulai dari hubungan perdagangan, ibadah Haji, dan lainnya. Bahkan untuk memperdalam ilmu keagamaan, umat Islam di Pulau Lombok juga tak segan untuk pergi belajar ke negara asal agama Islam ini.
Jejak-jejak kehadiran warga Timur Tengah di Pulau Lombok, juga masih bisa kita jumpai sampai sekarang, dengan adanya “Kampung Arab” di kawasan pesisir pantai Ampenan, Kota Mataram, dimana mayoritas penduduk kampung tersebut adalah warga keturunan Arab.
Hubungan yang telah terjalin harmonis tersebut, sampai sekarang masih tetap dilakukan, bahkan telah merambah ke sektor lainnya seperti pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Pulau Lombok ke Timur Tengah. Demikian pula warga Timur Tengah, mereka juga datang ke Lombok untuk berwisata dan mengagumi keindahan alam di “Pulau Seribu Masjid” (julukan Pulau Lombok) ini.
“Pengalaman warga Lombok yang mayoritas Muslim ketika mereka berangkat ibadah Haji, belajar ilmu agama, atau ketika menjadi TKI di negara Timur Tengah, tentu suatu saat mereka rindu untuk kembali merasakan berbagai makanan atau minuman khas Timur Tengah. Peluang inilah yang ingin kita tangkap dengan mendirikan restauran khas Timur Tengah di Kota Mataram,” kata M. Bobsaid, pemilik “Al Hamra Arabian Resto”.
Kesan pertama ketika memasuki halaman “Al Hamra Arabian Resto” yang terletak di Jalan Catur Warga, Nomor 44, Kota Mataram ini, nuansa negeri 1001 malam langsung terasa. Semua bagian bangunan yang ada di restauran ini, baik desain eksterior maupun interiornya, sangat kental dengan arsitektur Timur Tengah.
Masuk ke bagian dalam restauran, bau harum dari kayu Gaharu yang di bakar langsung tercium hidung, di tambah dengan sistem pencahayaan yang di dekorasi seperti lampu obor yang menempel di setiap pintu masuk ruang makan yang ala lesehan, kesan yang terasa adalah seperti hidupnya Kabilah-Kabilah (Pedagang Arab) yang hidup dalam sebuah tenda besar di Gurun Pasir.
Berikutnya para pelayan retauran dengan balutan baju Muslim, langsung menyapa dengan ramah, dan mempersilahkan masuk setiap tamu yang datang. “Mari masuk bapak dan ibu, silahkan duduk. Ini daftar menunya, silahkan dilihat-lihat dahulu,” ujar salah satu pelayan dengan sopannya.
Dari daftar menu yang ada, terlihat hampir semua makanan dan minuman khas Timur Tengah tersedia di restauran ini, mulai dari Kebuli Rice, Sish Kebab, Laham Aushal, Chicken Meswie, Chicken Kebuli, Lamb Grill, Baby Lamb Steak, Arabian Cofe, dan aneka minuman khas Timur Tengah lainnya.
“Namun demikian, bukan berarti semua jenis makanan tersebut tidak fleksibel, untuk lidah orang Lombok, kami tetap mengkombinasikan aneka makanan tersebut agar sesuai. Hanya saja, kombinasi yang dilakukan tetap tidak merubah standar cita rasa,” ujar M. Bobsaid.
Bagaimana tangapan warga Lombok, dan kalangan mana saja yang pernah berkunjung ke restauran ini? “Tamu restauran kami terbanyak masih di dominasi oleh warga lokal (Lombok), sekitar 50 persen, kemudian di susul wisatawan mancanegara 30 persen, dan sisanya 20 persen warga keturunan China yang ada di Lombok,” jelasnya.
Bahkan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, MA, serta para pejabat tinggi pemerintah daerah, juga sering berkunjung ke “Al Hamra Arabian Resto” untuk makan. “Melalui para pejabat yang pernah makan di restauran inilah, ketika ada tamu atau pejabat tinggi yang datang dari pusat (Jakarta), mereka juga direkomendasikan untuk mencicipi aneka masakan di restauran kami,” ujar M. Bobsaid.
“Untuk itu, kami menyediakan 2 ruangan VIP yang dapat dipergunakan, selain juga ada ruangan-ruangan lain yang rata-rata menggunakan style lesehan,” sambungnya.
Namun demikian, meskipun para pelanggan yang datang ke “Al Hamra Arabian Resto” adalah para pejabat penting, bukan berarti aneka makanan dan minuman yang ada di resto ini tidak terjangkau harganya oleh masyarakat biasa. “Dengan uang hanya Rp 50.000, pembeli sudah bisa makan dan minum di restauran kami. Satu contoh, Nasi Kebuli harganya hanya Rp 28.500 per porsi. Jadi jangan takut untuk mencoba,” tuturnya.
Terkait kepariwisataan NTB, dengan semakin meningkatnya arus kunjungan wisatawan ke NTB, diantaranya juga terdapat wisatawan asal Timur Tengah, maka kehadiran “Al Hamra Arabian Resto” akan membuat para wisatawan ini merasa seperti di rumah sendiri.
Menanggapi pandangan masyarakat tentang makanan Timur Tengah yang rata-rata menggunakan bahan dasar “Kambing” sebagai menu andalannya, padahal Kambing sendiri dikatakan memiliki kolesterol yang tinggi?
“Pandangan ini yang perlu diluruskan. Hasil studi yang pernah dilakukan Departemen Kesehatan dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, kolesterol yang terdapat dalam Kambing menduduki peringkat ke 4 setelah Sapi, Ayam dan Babi. Apalagi dalam pengolahan di restauran Timur Tengah yang rata-rata menggunakan bahan rempah-rempah yang sangat banyak, maka kolesterol dalam Kambing ini bisa diturunkan kadarnya menjadi tingkat lebih aman konsumsi. Bahkan Gubernur NTB juga pernah komentar agar jangan takut mengkonsumsi Kambing, karena Kambing itu aman dikonsumsi,” terangnya.
Namun yang jelas, untuk Kambing ini menjadi perhatian utama Al Hamra Arabian Resto, mulai dari pemotongan, pengolahan, hingga penyajiannya. “Kami memberikan garansi kepada konsumen, daging Kambing yang kami sajikan tidak akan berbau,” tegas M. Bobsaid seraya menyebutkan, untuk menjaga kualitas, bahan rempah-rempah yang dipakai masih di impor dari negara Timur Tengah.
“Kami juga menyediakan paket masakan untuk party atau kegiatan lainnya. Dengan uang Rp 1,5 juta, sudah bisa didapatkan seekor Kambing Guling dan Nasi Kebuli untuk 20 orang. Pesanan bisa dilakukan sehari sebelumnya,” jelasnya.
Lantas, apa komentar para tamu yang berkunjung ke “Al Hamra Arabian Resto”? “Makanan dan minuman di Al Hamra Arabian Resto ini mengingatkan saya ketika beribadah Haji ke Mekah. Jadi kalau saya kangen dan ingin makan, pasti saya datang ke tempat ini,” ujar Haji Mar, mantan Pimpinan Tata Usaha Kantor Gubernur NTB di jaman Gubernur Gatot Suherman, Warsito, Harun Al Rasyid, dan Lalu Serinate ini.
“Ini adalah kunjungan saya yang pertama ke Al Hamra Arabian Resto, saya ingin mencicipi aneka makanan yang ada di sini agar bisa menjadi rekomendasi bagi tamu-tamu penting Pemerintah Daerah NTB,” kata Aulia, Protokoler Kantor Gubernur NTB.
“Ketika datang ke Pulau Lombok dua minggu yang lalu, saya kebetulan melewati restaurant ini, dan saya mampir untk mencoba. Berikutnya di hotel saya melihat ada iklan tentang restauran ini di Tabloid “Enchanting Lombok Sumbawa”, dan akhirnya saya beserta keluarga kembali ke Al Hamra Arabian Resto untuk makan. Kalau dengan sekarang, kami sudah tiga kali datang,” jelas H. Mukhtar, warga Belanda yang mengaku berasal dari Maluku.(sslelono)
nice info
BalasHapus“Al Hamra Arabian Resto” yang sebelumnya terletak di Jalan Catur Warga, Nomor 44...sekarang pindah alamat di Jalan Pejanggik Nomor 15, Kota Mataram....
BalasHapus