Minggu, 08 Januari 2012

Rinjani Begawe (Part 2)

Indahnya Perjalanan Menuju Pintu Pendakian Sembalun

Pendakian bersama ke Gunung Rinjani yang di gagas pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan mengambil thema “Rinjani Begawe” (Pesta Rinjani), dan diikuti oleh 59 orang pendaki utusan berbagai dinas/instansi yang ada di NTB, akhirnya di lepas secara resmi pada 19 November 2010 lalu oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Drs L Gita Aryadi, M.Si.

Dalam arahannya, L Gita Aryadi mengatakan, kegiatan pendakian ini merupakan rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Provinsi NTB ke 52 (17 Desember 2010), dimana salah satu misi utamanya yaitu menancapkan Bendera Lambang Provinsi NTB di puncak tertinggi di Pulau Lombok (Puncak Gunung Rinjani) dengan ketinggian 3.726 meter dari permukaan laut.
Selama pendakian, para peserta juga akan membersihkan sampah-sampah yang ada di jalur pendakian, dan melakukan pemetaan situasi. Karena disadari, Gunung Rinjani sebagai salah satu ikon wisata yang ada di NTB, tentu membutuhkan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan para wisatawan yang melakukan pendakian.
“Pendakian bersama ini juga sebagai simulasi yang tepat bagi para peserta yang berasal dari BASARNAS (Badan Search And Rescue Nasional) NTB, Kepolisian Republik Indonesia (Kepolisan Resort Lombok Barat), Polisi Hutan (Dinas Kehutanan NTB), anggota Taman Nasional Gunung Rinjani, personel kesehatan (Dinas Kesehatan NTB), dan lainnya, untuk mengantisipasi seandainya terjadi bencana di Gunung Rinjani, baik itu bencana alam, maupun kecelakaan mendaki, sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat, cepat, dan efisien,” harap L Gita Aryadi.
Tepat pukul 14.00 WITA (waktu Indonesia bagian tengah), dengan menggunakan Bus dan berbagai kendaraan lainnya, para peserta akhirnya meninggalkan Kota Mataram menuju ke pintu pendakian Gunung Rinjani yang ada di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Selama perjalanan, lepas dari Kota Mataram, untuk kemudian memasuki wilayah Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur, hamparan padi di sawah yang menguning, dengan latar belakang gugusan pegunungan hijau yang merupakan kaki Gunung Rinjani, seakan memanggil dan siap menyambut kehadiran para pendaki.
Sekitar 2 jam perjalanan, tepatnya ketika kendaraan telah memasuki wilayah Desa Sapit, Kecamatan Swela, Kabupaten Lombok Timur, mata seakan dimanjakan dengan pemandangan spektakuler lahan pertanian di atas bukit, puncak Gunung Rinjani, serta dikejauhan terlihat Samudera Indonesia, dan Selat Alas.
Di desa ini, masyarakat terlihat rajin bercocok tanam di sawah atau kebun masing-masing dengan menggunakan cara-cara tradisional, sehingga suasana pedesaan yang klasik dan natural masih terasa.
Jangan lupa, di desa ini juga dapat dijumpai obyek hutan wisata yang indah, dengan kolam pemandian yang airnya berasal dari mata air Lemor yang jernih, serta tersedia beberapa penginapan, atau homestay.
Keluar dari Desa Sapit, jalan menanjak berliku dan sejuknya hutan yang masih lebat dan alami, menjadi pertanda bahwa perjalanan telah memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Dan sekitar 30 menit kemudian, peserta pendakian sampai di sebuah puncak bukit di atas Kecamatan Sembalun.
Di tempat ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur membangun beberapa Berugak (bangunan tradisional Lombok) untuk tempat istirahat, sekaligus menikmati keindahan alam pegunungan, dimana di lembahnya terlihat Kota Kecamatan Sembalun yang dikelilingi oleh bukit-bukit yang menawan.
“Melihat geografi wilayahnya yang tepat berada di tengah-tengah lembah, Kecamatan Sembalun ini seperti negeri dongeng jaman kerajaan-kerajaan dahulu kala, begitu tenang dan damai,” ujar Ikhsan, salah satu peserta pendakian yang berasal dari BASARNAS NTB.
“Saya setuju sekali, justeru dengan suasananya yang tenang dan damai ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi para seniman, budayawan, dan penulis untuk mencari ide, sekaligus menghasilkan karya yang sangat indah. Begitupun para wisatawan, kalau mereka ingin ketenangan, Sembalun ini sungguh tepat sebagai tempat unruk liburan,” sahut Yadin Black, salah seorang jurnalis media local NTB.
Berikutnya setelah menempuh 30 menit perjalanan dari puncak bukit di Sembalun, menyusuri jalan-jalan di wilayah Kecamatan Sembalun, tepat pukul 17.00 WITA, kendaraan para pendaki akhirnya sampai di pintu pendakian Sembalun.
Para peserta menginap semalam di Wisma Cemara Siu milik Pemerintah Daerah Lombok Timur, menunggu para peserta pendaki lainnya berkumpul, untuk kemudian melakukan koordinasi dengan pihak panitia (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB dan Taman Nasional Gunung Rinjani), serta 30 orang porter (pembawa barang, 15 orang berasal dari Sembalun, 15 orang dari Senaru) yang akan menyertai selama pendakian.(sslelono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar